Jika kita perhatikan dalam ajaran Veda, maka akan ada kata-kata “VIMANAS” dan juga “LAGHIMA” yang menjelaskan tentang benda terbang terutama untuk transportasi antar planet dan alam semesta. Beberapa orang selalu memandang sebelah mata untuk kisah-kisah yang tertuliskan dalam Veda yang merupakan kitab suci dari Hindu.
Selalu muncul pernyataan : “Bukankah waktu itu nenek moyang kita masih kayak kera, jadi mana mungkin ada hal secanggih itu!” “Ah dibuat-buat itu, mana ada, mana peninggalannya. masak sich jaman sekarang lebih buruk dari jaman purba dulu”. dan masih banyak pernyataan miring seputar hal itu.
Tetapi dengan sangat mengejutkan pada kuil kuno di Abydos, Mesir beberapa ratus mil di sebelah selatan Kairo dan plato Giza. Tepatnya dapa balok-balok penyangga atapnya ditemukan gambar-gambar yang merepresentasikan tentang pesawat pada jaman itu. Objek-objek itu memperlihatkan pesawat sebagaimana layaknya pesawat udara yang dioperasikan pada lapisan atmosfer bumi (bukan ruang hampa). karena itu terdapat bagian wing (sayap) dengan
dikendalikan baling-baling dan pengendali arah berupa ekor. Kuil Abydos ini dibangun untuk dewa Osiris oleh firaun Mesir Kuno, Seti I (1306 - 1290 SM). dan diselesaikan oleh penerusnya Ramses II.
Pada tahun 1898, pada situs yang berbeda di Mesir, yaitu pada wilayah pemakaman kuno Saqquara yang diperkirakan dibuat 200 SM, ditemukan replika pesawat terbang yang desainnya sama persis dengan pesawat terbang yang ada saat ini. Peninggalan sejarah mutahir ini sekarang disimpan di museum Kairo, Mesir.
Dari Cina dilaporkan telah ditemuka beberapa dokumen sanskrit yang juga bagian dari kitab suci Veda di Lhasa, Tibet dan kemudian dibawa ke Universitas Chandrigargh untuk diterjemahkan. Dr. Ruth Reyna dari universitas ini menjelaskan bahwa pada dokumen kuno itu menjelaskan tentang desain pesawat luar angkasa yang cara-cara pembuatannya berasaskan pada prinsip-prinsip anti-gravitasi dan berasaskan pada sistem analog “Laghima” yang merupakan sumber daya penggerak yang sampai saat ini hampir tidak tersentuh dan diketahui oleh ilmuan modern.
Prinsip dari Laghima sendiri diterapkan oleh para ahli Yoga untuk meringankan tubuh dan menentang gaya gravitasi sehingga dapat melayang bebas/terbang (info lebih lanjut mengenai teknik flying yogic berdasarkan hukum fisika dapat dilihat di http://www.tribunkaltim.com/read/artikel/2452).
Namun, sayangnya prinsip anti gravitasi seperti ini ditentang oleh agamawan-agamawan Abrahamik dan menuduh hal seperti itu sebagai perbuatan dengan memanfaatkan setan. Dokumen Sanskrit kuno yang lain juga menyebutkan raja Ashoka yang pernah berkuasa di India membentuk kelompok “Sembilan lelaki misterius” yang terdiri dari ilmuan-ilmuan terkenal india yang bertugas mengkatalogkan berbagai macam sains.
Namun Ashoka sendiri telah merahasiakan penemuan-penemuan ilmiah mereka karena kawatir kalau penemuan luar biasa tentang pesawat terbang, Nuklir dan penemuan spektrakuler ini akan disalah gunakan untuk tujuan peperangan. “Sembilan lelaki misterius” telah menulis sembilan buah buku yang saling berkaitan, bertajuk “Rahasia-rahasia gravitasi”. Mereka menyebutkan kendaraan luar angkasa bernama “Vimanas/Astras”. Cina menyatakan akan mempelajari lebih lanjut dokumen tersebut untuk tujuan pengembangan antariksanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar